Rabu, 06 Juli 2011

Propolis

Propolis adalah substansi seperti lem yang dibentuk oleh lebah madu dari resin tumbuhan yang mempunyai kemampuan sebagai antimikroba dan antiviral selain itu juga berfungsi sebagai antiinflamasi, antikanker dan menstimulasi sistem imun .  Kemampuan propolis dalam efek farmakologi yang luas karena kandungan flavonoidnya yang tinggi. Greenaway et al. (1990) menyatakan bahwa flavonoid termasuk dalam kelompok senyawa alamiah dengan struktur fenol yang bervariasi dan dapat ditemukan dalam buah, sayuran, kacang-kacangan, kulit kayu, akar, batang, bunga, the dan anggur.  
Kandungan kimia propolis sangat bervariasi, tergantung jenis vegetasi di daerah propolis dibentuk.  Propolis dari daerah dengan empat musim kandungan kimianya didominasi oleh senyawa fenolik seperti flavonoid dan derivate asam sinamat.  Sedangkan di daerah tropis,kandungan propolis didominasi oleh diterpen dan senyawa prenilat.  Bankova (1998) mengatakan bahwa sudah lebih dari 180 senyawa yang terkandung dalampropolis diidentifikasi.  Sedangkan sumber lain, Greenaway et al. (1990) menyatakan bahwa terdapat lebih dari 300 senyawa yang berbeda terkandung dalam propolis meliputi flavonoid, kalkon, asam alifatis, minyak atsiri rantai pendek, asam aromatis, asam benzoate dan derivatnya, aldehid, alcohol, asam sinamat dan derivatnya, fenol dan senyawa heteroaromatis, terpen, seskuiterpen, terpenoid, sterol, steroid, gula, lakton, amylase, asam amino, derivate asam nukleat, vitamin, mineral, dll.  Bankova et al. (2000) membagi kandungan kimia propolis menjadi tiga kelompok : 1) flavonoid aglikon, (2) derivate asam sinamat dan (3) terpenoid. Pada penelitian pendahuluan yang mengeksplorasi propolis dari   beberapa daerah di Jawa menunjukkan perbedaan kandungan kimia berdasarkan analisis KG-MS.  Dari 37 senyawa yang berhasil dideteksi dengan menggunakan alat KG-MS 7 diantaranya belum pernah di temukan sebelumnya.  Hasil penetapan kadar flavonoid dan fenol total dari ketiga sample propolis menunjukkan bahwa ekstrak propolis yang berasal dari daerah Batang (Jawa Tengah) lebih besar dibandingkan dengan ekstrak propolis yang berasal dari daerah Lawang (Jawa Timur) dan Sukabumi (Jawa Barat).  Kandungan flavone dan flavonol dari sample propolis yang berasal dari daerah Batang 7,26% lebih tinggi dibandingkan dengan daerah Lawang sebesar 1,76% dan daerah Sukabumi sebesar 2,03%.  Kadar fenol total sample propolis yang berasal dari daerah Batang 203,66 mg/g lebih tinggi dibandingkan dengan daerah Lawang sebesar 136,19mg/g dan Sukabumi sebesar 171,16 mg/g.  Kandungan flavonoid dan fenol total yang lebih tinggi dari sample propolis Batang sebanding dengan aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya.  Aktivitas antioksidan dari sample propolis Batang dengan IC50 sebesar 8.44µg/mL lebih kuat bila dibandingkan dengan daerah Lawang sebesar 130.35 µg/mL dan Sukabumi sebesar 19.27 µg/mL.  Aktivitas antioksidan dari ekstrak propolis yang berasal dari daerah Batang kemungkinan disebabkan karena kandungan flavonol dan flavone serta kadar fenol total yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan kedua daerah lainnya.  Pada uji sitotoksik terhadap beberapa jenis sel kanker seperti sel Hela, sel mieloma, sel T47D dan sel MCF-7, ekstrak propolis yang berasal dari daerah Batang menunjukkan aktivitas dan selektivitas yang cukup kuat terhadap sel T47D dengan nilai IC50 sebesar  62.13 µg/mL  Sedangkan ekstrak propolis yang berasal dari daerah Lawang dan Sukabumi memiliki nilai IC50 sebesar 277.56 µg/mL  dan 324.56 µg/mL.  Sel T47D dan MCF-7 merupakan cell line kanker payudara dengan karakteristik ER+ ( sel yang mengekspresikan reseptor estrogen).

Penelitian ini sudah dipublikasikan dalam beberapa jurnal antara lain:
Syamsudin (2010).  Antioxidant Activity, Phenol and Flavonoid Contents of Indonesian Propolis. Asian J Chem, 22(1):425-429.
Syamsudin, Partomuan Simanjuntak, Ratna Djamil, Wan Lelly Heffen (2010). Apoptosis of human Breast Cancer Cells induced by Ethylacetate Extracts of Propolis. Am J Biochem Biotech 6(2): 84-88.
Syamsudin, Rita Marleta Dewi and Kusmardi (2009).  Immunomodulatory and in vivo antiplasmodial activities extract of propolis. Am J Pharm Toxicol 4(3):75-79.
Syamsudin, Sudjaswadi Wiryowidagdo, Partomuan Simanjuntak, Wan Lelly Heffen (2009). Chemical Composition of Propolis from Different Regions in Java and their Cytotoxic Activity. Am J Biochem Biotechn 5(4):180-183.

Syamsudin, Ratna Djamil, Partomuan Simanjuntak, Wan Lelly Heffen. Ethylacetate Fractions Propolis Increases Doxorubicin Cytotoxic Effect on Human Breast Cancer Cell Line. UK-MALAYSIA SYMPOSIUM ON DRUG DISCOVERY AND DEVELOPMENT FOR CANCER “UNEARTHING GREEN REMEDIES: FROM BACKYARD TO BEDSIDE” Grand Dorsett Hotel, Subang, 24-25th February, 2010. Malaysia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar